Kajian Kitab Safinatun Najah Pasal 7 Niat dalam Wudhu

Kajian Kitab Safinatun Najah Pasal 7 Niat dalam Wudhu.

(فصل ) النية : قصد الشيء مقترنا بفعله ، ومحلها القلب والتلفظ بها سنة ، ووقتها عند غسل أول جزء من الوجه ، والترتيب أن لا يقدم عضو على عضو .
Wanniyyatu Qoshdu Asy-Syaii Muqtarinan Bifi’lihi . Wa Mahalluhaa Al-Qolbu . Wattalaffuzhu Bihaa Sunnatun . Wa Waqtuhaa ‘Inda Ghosli Awwali Juz’in Minal wajhi . Wattartiibu An Laa Tuqoddima ‘Udhwan ‘Alaa ‘Udhwin .

Kajian Kitab Safinatun Najah Pasal 7 Niat dalam Wudhu: Cara membaca/memaknai dalam bahasa Jawa:

(FASLUN) “Utawi Kila fasal” ANNIATU “utawi kang aran niat” IKU QOSDUSYAI’I “neja sewiji-wiji” MUQTARONAN “hal e den bareng aken” BIFI’LIHI “kelawan agawe niat” WA MAHALUHA “lan utawi panggonan e niat” iku AL QOLBU “ana ing ati” WATTALAFUDZU “lan utawi ngelafad ena” BIHA “kelawan niat” Iku SUNATUN “sunah” WA WAQTUHA “lan utawi waktu ne niat” Iku INDALGHUSLI AWALI JUZ IN “nalika kane mbasuh kawitane juz” MINAL WAJHI “saking rai” WATARTIBU “lan utawi kang aran tartib” Iku ANLAYUQODIMA “nyenta ora dingin aken sopo wong” ‘UDWAN “ing anggota kang kari” ‘ALA ‘UDWIN “ing atase ngarek aken anggota kang dingin.”

Makna dalam bahasa Indonesia:

Dan niat yaitu memaksudkan sesuatau berbarengan dengan perbuatannya . Dan tempat niat adalah hati . Dan melafazkan dengannya adalah sunah . Dan waktunya ketika membasuh awal bagian daripada wajah . Dan tertib yaitu bahwa tidak didahului satu anggota atasa anggota yang lain .
1. Niat adalah bermaksud/menyengaja melakukan suatu hal dibarengi dengan mengerjakan hal tersebut,
2. Tempatnya niat adalah di hati.
3. Mengucapkan Niat secara lisan hukumnya adalah sunnah
4. Dalam wudlu waktu niat adalah ketika membasuh muka
5. Tertib adalah berurutan, tidak mendahulukan anggota (wudlu) yang seharusnya diakhirkan dan sebaliknya.
Niat wudhu’ adalah ketetapan di dalam hati seseorang untuk melakukan serangkaian ritual yang bernama wudhu’ sesuai dengan apa yang ajarkan oleh Rasulullah SAW dengan maksud ibadah. Sehingga niat ini membedakan antara seorang yang sedang memperagakan wudhu’ dengan orang yang sedang melakukan wudhu’.
Kalau sekedar memperagakan, tidak ada niat untuk melakukannya sebagai ritual ibadah. Sebaliknya, ketika seorang berwudhu’, dia harus memastikan di dalam hatinya bahwa yang sedang dilakukannya ini adalah ritual ibadah berdasar petunjuk nabi SAW untuk tujuan tertentu.

About admin

Check Also

Kajian Kitab Safinatun Najah Pasal 9 Sebab-Sebab Mandi Wajib

PPHK – Kajian Kitab Safinatun Najah Pasal 9 Sebab-Sebab Mandi Wajib Kajian Kitab Safinatun Najah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Logo Selamat Datang di Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Desa Gunajaya, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya | Selamat Datang di Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Desa Gunajaya, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya | Selamat Datang di Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Desa Gunajaya, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya | Selamat Datang di Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Desa Gunajaya, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya