Terjaganya Sunnah: Upaya Nabi, Sahabat, dan Ulama dalam Menjaga Kemurnian Hadis

Aqidah – Terjaganya Sunnah: Upaya Nabi, Sahabat, dan Ulama dalam Menjaga Kemurnian Hadis – Sunnah merupakan wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana Al-Qur’an, hanya saja bentuk penyampaiannya berbeda. Jika Al-Qur’an dijaga melalui tulisan dan hafalan, maka sunnah terjaga melalui periwayatan, hafalan, pengajaran, hingga pembukuan. Sejak awal, Allah telah menjamin penjagaan wahyu, maka sunnah pun turut dijaga dari penyimpangan.

Ibnu Hazm rahimahullah menegaskan:

“Shahih, sabda Nabi terjaga dengan penjagaan Allah, terjamin bagi kita, tak ada yang hilang sedikit pun darinya, ia telah dinukil kepada kita semuanya…”
(Al-Ihkam, 1/110)

Terjaganya sunnah terwujud melalui berbagai sarana, mulai dari metode Rasulullah dalam menanamkan sunnah kepada para sahabat, kesungguhan sahabat dalam meriwayatkan, hingga upaya para ulama yang membukukan dan menetapkan kaidah ketat dalam periwayatan hadis.

Upaya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam Menjaga Sunnah

Rasulullah tidak hanya menyampaikan wahyu, tetapi juga memastikan umatnya benar-benar memahami dan menghafalnya. Beberapa metode yang beliau lakukan antara lain:

  1. Mengulang Ucapan
    Nabi sering mengulang perkataan hingga tiga kali agar para sahabat memahami dengan baik. (HR. Bukhari dari Anas).

  2. Berbicara dengan Jelas dan Tenang
    Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Rasulullah menyampaikan pembicaraannya, seandainya seseorang hendak menghitungnya niscaya dia melakukannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

  3. Mendorong Penyebaran Ilmu
    Rasulullah memotivasi para sahabat untuk mendengar hadis, menghafalnya, dan menyampaikannya. Beliau bersabda:
    “Allah memuliakan seseorang yang mendengar hadits dari kami, lalu ia menghafalnya hingga menyampaikannya kepada orang lain.” (HR. At-Tirmidzi).

  4. Mengancam Pendusta Hadis
    Rasulullah memperingatkan keras:
    “Barangsiapa berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaknya mengambil tempatnya di dalam neraka.” (HR. Bukhari).

Dengan metode ini, para sahabat memiliki rasa tanggung jawab besar untuk menjaga kemurnian sunnah tanpa menambah atau mengurangi.

Upaya Para Sahabat dalam Menjaga Sunnah

Para sahabat adalah generasi pertama penerima sunnah. Mereka menunjukkan kesungguhan luar biasa dalam menjaga hadis Nabi:

  1. Kesungguhan dalam Mendengar dan Menghafal
    Rasulullah sendiri mengakui kesungguhan Abu Hurairah dalam meriwayatkan hadis. (HR. Bukhari).

  2. Mudzakarah (Diskusi dan Mengulang Hadis)
    Anas bin Malik berkata, “Kami berada di sekitar Rasulullah, mendengar hadis dari beliau. Setelah bangkit dari sisi beliau, kami saling mengulang di antara kami tentang apa yang kami hafalkan.”

  3. Doa Nabi untuk Hafalan Sahabat
    Abu Hurairah pernah mengeluhkan mudah lupa, lalu Rasulullah mendoakannya hingga setelah itu ia tidak lupa lagi terhadap hadis yang didengarnya. (HR. Bukhari).

  4. Kehati-hatian dalam Menyampaikan Hadis
    Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu tidak menerima hadis dari Abu Musa tentang izin masuk tiga kali kecuali ada saksi lain yang mendengar langsung dari Nabi. (HR. Bukhari).

  5. Melakukan Rihlah (Perjalanan Mencari Hadis)
    Jabir bin Abdullah rela menempuh perjalanan satu bulan menuju Syam untuk mendengar satu hadis langsung dari Abdullah bin Unais. (HR. Ahmad).

Kesungguhan ini menunjukkan betapa seriusnya para sahabat dalam menjaga keaslian sunnah.

Peran Ulama dalam Menjaga Sunnah

Setelah masa sahabat dan tabiin, para ulama melanjutkan upaya penjagaan sunnah dengan:

  • Membukukan hadis dalam kitab-kitab yang tersusun rapi seperti Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, dan kitab-kitab lainnya.

  • Menyusun kaidah ketat dalam ilmu hadis (ilmu rijal, jarh wa ta’dil, sanad, dan matan) untuk membedakan hadis sahih, hasan, dha’if, hingga maudhu’.

  • Menerapkan seleksi sanad agar hadis yang disampaikan benar-benar berasal dari Rasulullah.

Melalui metodologi ilmiah inilah sunnah tetap terjaga hingga kini.

Penutup

Terjaganya sunnah adalah bukti nyata bahwa Allah menjaga agama-Nya. Rasulullah telah menanamkan sunnah dengan metode jelas, para sahabat menjaga dengan penuh kehati-hatian, dan para ulama menyusun sistem yang ketat agar tidak ada pemalsuan yang masuk.

Maka, kewajiban umat Islam hari ini adalah kembali merujuk kepada hadis-hadis sahih sebagai pedoman hidup, karena di dalamnya terkandung bimbingan Rasulullah yang terjaga hingga akhir zaman.

About admin

Check Also

Perbuatan yang Termasuk Kesyirikan atau Menjadi Sarana Menuju Syirik

Perbuatan yang Termasuk Kesyirikan atau Menjadi Sarana Menuju Syirik

Aqidah – Perbuatan yang Termasuk Kesyirikan atau Menjadi Sarana Menuju Syirik – Dalam kehidupan sehari-hari, sering …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Logo Selamat Datang di Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Desa Gunajaya, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya | Selamat Datang di Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Desa Gunajaya, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya | Selamat Datang di Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Desa Gunajaya, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya | Selamat Datang di Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Desa Gunajaya, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya