Perbuatan yang Termasuk Kesyirikan atau Menjadi Sarana Menuju Syirik

Aqidah – Perbuatan yang Termasuk Kesyirikan atau Menjadi Sarana Menuju Syirik – Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita temui kebiasaan atau praktik yang dilakukan sebagian orang, padahal sebenarnya perbuatan tersebut termasuk kesyirikan atau setidaknya menjadi sarana yang mengantarkan kepada syirik. Praktik-praktik ini ada yang tergolong syirik besar, ada pula yang syirik kecil, tergantung keyakinan pelakunya.

Kesyirikan sendiri merupakan dosa terbesar yang dapat membatalkan keimanan seseorang. Karena itu, Rasulullah ﷺ senantiasa memperingatkan umatnya agar menjauhi segala bentuk syirik, baik yang tampak jelas maupun samar.

Berikut beberapa bentuk perbuatan yang tergolong syirik atau sarana menuju kesyirikan:


1. Memakai Gelang atau Benang untuk Penolak Bala

Sebagian orang mengenakan gelang, benang, atau benda tertentu dengan keyakinan dapat menolak penyakit atau mengangkat bala. Padahal hal ini merupakan kebiasaan jahiliyah.

Rasulullah ﷺ pernah melihat seorang lelaki memakai gelang kuningan untuk menangkal sakit. Beliau bersabda:

“Lepaslah ia, karena sesungguhnya ia tidak menambahmu kecuali kelemahan. Sesungguhnya bila kamu mati dengan tetap memakainya, niscaya kamu tidak beruntung selamanya.”
(HR. Ahmad, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban dan al-Hakim)

Ini termasuk syirik kecil, bahkan bisa naik ke tingkat syirik besar jika diyakini gelang tersebut benar-benar dapat menolak bala tanpa izin Allah.


2. Memakai Tamimah

Tamimah adalah jimat berupa manik-manik, tulang, rajah, atau benda tertentu yang digantungkan pada anak-anak untuk menangkal penyakit atau “mata jahat”.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya ruqyah (yang syirik), tamimah, dan tiwalah adalah syirik.”
(HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Dan dalam hadits lain:

“Barangsiapa menggantungkan tamimah, maka dia telah berbuat syirik.”
(HR. Ahmad)

Meskipun sebagian ulama dahulu memperdebatkan tamimah dari ayat Al-Qur’an, pendapat yang kuat menyatakan bahwa hal itu tetap tidak diperbolehkan, karena dapat membuka pintu menuju jimat-jimat syirik lainnya.


3. Tabarruk pada Pohon, Batu, dan Bangunan

Tabarruk (ngalap berkah) adalah mencari berkah dari pohon, batu, kuburan orang shalih, atau peninggalan tertentu. Keyakinan ini mirip dengan perilaku kaum musyrikin yang berharap berkah dari berhala-berhala mereka.

Ketika para sahabat baru masuk Islam dan melihat pohon yang dikeramatkan oleh kaum musyrikin, mereka meminta kepada Rasulullah ﷺ dibuatkan hal serupa. Rasulullah ﷺ menegur dengan tegas:

“Allahu Akbar! Kalian telah berkata sebagaimana perkataan Bani Israil kepada Musa, ‘Buatkanlah untuk kami sesembahan sebagaimana mereka punya sesembahan.’ Demi Allah, kalian benar-benar akan mengikuti tradisi orang-orang sebelum kalian.”
(HR. Tirmidzi)


4. Sihir

Sihir adalah perbuatan yang samar, dilakukan dengan mantera, jampi, ramuan, atau ritual tertentu, yang bisa berpengaruh pada tubuh dan hati seseorang. Ia bisa menyebabkan penyakit, perpecahan rumah tangga, bahkan kematian.

Allah ﷻ berfirman:

“Dan sungguh, mereka sudah tahu, barangsiapa membeli (menggunakan sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat.”
(QS. Al-Baqarah: 102)

Rasulullah ﷺ juga bersabda tentang tujuh dosa besar yang membinasakan, salah satunya adalah sihir. (HR. Bukhari dan Muslim)

Sihir erat kaitannya dengan kerja sama bersama setan, mempersembahkan sesuatu kepada mereka, serta pengakuan terhadap hal ghaib. Karena itu, sihir termasuk kekafiran.


5. Perdukunan

Perdukunan (kahanah) adalah klaim mengetahui hal ghaib dengan bantuan jin. Dukun biasanya meramal masa depan, menunjukkan lokasi barang hilang, atau memberikan informasi samar yang dicampur dengan kebohongan.

Padahal, hanya Allah ﷻ yang mengetahui perkara ghaib. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barangsiapa mendatangi dukun lalu bertanya tentang sesuatu kepadanya, maka tidak diterima shalatnya selama 40 malam.”
(HR. Muslim)

“Barangsiapa mendatangi dukun lalu mempercayai apa yang diucapkan, maka dia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad ﷺ.”
(HR. Abu Dawud)


Waspada Penipuan atas Nama “Pengobatan Alternatif”

Sebagian tukang sihir atau dukun menampilkan diri sebagai tabib, paranormal, atau wali dengan menampakkan “keanehan”, seperti menusuk tubuh tanpa luka, bermain api, atau memanggil jin. Semua itu hanyalah tipu muslihat untuk merusak akidah dan meraup harta masyarakat.

Para ulama salaf bahkan memerintahkan hukuman tegas terhadap tukang sihir, sebagaimana Umar bin Khaththab ra yang memerintahkan:

“Bunuhlah semua penyihir laki-laki dan wanita.”
(HR. Bukhari)


Kesimpulan

Syirik, baik besar maupun kecil, merupakan dosa yang merusak tauhid. Praktik-praktik seperti memakai jimat, ngalap berkah dari benda, sihir, dan perdukunan harus dijauhi oleh kaum Muslimin.

Akidah adalah pondasi Islam. Menjaga kemurniannya dari segala bentuk syirik adalah kewajiban setiap Muslim. Oleh karena itu, berhati-hatilah dari kebiasaan-kebiasaan yang mungkin dianggap sepele, namun sejatinya bisa menjerumuskan pada kesyirikan.


📚 Referensi:
Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, Panduan Lengkap Membenahi Akidah Berdasarkan Manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Darul Haq, Jakarta, Cetakan IV, Shafar 1441 H/ Oktober 2019 M.

About admin

Check Also

Terjaganya Sunnah: Upaya Nabi, Sahabat, dan Ulama dalam Menjaga Kemurnian Hadis

Terjaganya Sunnah: Upaya Nabi, Sahabat, dan Ulama dalam Menjaga Kemurnian Hadis

Aqidah – Terjaganya Sunnah: Upaya Nabi, Sahabat, dan Ulama dalam Menjaga Kemurnian Hadis – Sunnah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Logo Selamat Datang di Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Desa Gunajaya, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya | Selamat Datang di Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Desa Gunajaya, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya | Selamat Datang di Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Desa Gunajaya, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya | Selamat Datang di Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Desa Gunajaya, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya