Kisah Nabi – Kisah Perdebatan Nabi Adam dan Nabi Musa serta Pelajaran Penting Bagi Umat Islam -Dalam sebuah hadis sahih riwayat Bukhari (no. 3407) dan Muslim (no. 2652), diceritakan bahwa Nabi Adam ‘alaihissalam dan Nabi Musa ‘alaihissalam pernah terlibat dalam sebuah perdebatan. Hadis ini memberikan banyak pelajaran berharga tentang takdir, kesalahan, dan hikmah di balik peristiwa yang ditetapkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Isi Hadis
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Adam dan Musa pernah berbantahan. Musa berkata, ‘Wahai Adam, engkau adalah bapak kami. Tetapi engkau telah mengecewakan kami karena menyebabkan kami keluar dari surga.’
Adam menjawab, ‘Engkau wahai Musa, engkau telah dipilih dan dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan kehendak-Nya engkau dapat bercakap-cakap dengan-Nya. Apakah engkau mencelaku karena urusan yang telah ditakdirkan Allah atasku sejak 40 tahun sebelum aku diciptakan-Nya?’
Demikianlah Adam membantah Musa, demikianlah Adam membantah Musa, demikianlah Adam membantah Musa.”
(HR. Bukhari, no. 3407 dan Muslim, no. 2652)
Hadis ini menunjukkan dialog yang mendalam antara dua nabi besar mengenai takdir dan akibat dari sebuah perbuatan.
Pelajaran yang Dapat Dipetik
1. Boleh Beradu Argumen dengan Cara yang Baik
Hadis ini menunjukkan bahwa orang-orang shaleh boleh beradu argumentasi selama tujuannya untuk mencari kebenaran, bukan untuk merendahkan lawan bicara. Musa bertanya dengan maksud mencari penjelasan, sementara Adam menjawab dengan hujjah yang kuat.
2. Menghormati Kelebihan Orang Lain
Dalam percakapan tersebut, Adam mengakui keistimewaan Musa yang diberi keutamaan untuk bercakap-cakap langsung dengan Allah. Ini menunjukkan pentingnya menghormati kelebihan yang Allah berikan kepada orang lain.
3. Penegasan tentang Takdir
Jawaban Adam menjadi bantahan bagi kelompok qadariyah yang menolak takdir. Peristiwa dikeluarkannya Adam dari surga adalah sesuatu yang telah ditetapkan Allah jauh sebelum ia diciptakan. Ini menegaskan bahwa takdir Allah tidak dapat dihindari.
4. Penetapan Sifat Allah
Hadis ini juga termasuk dalil penetapan sifat tangan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Umat Islam meyakininya sesuai dengan kemuliaan Allah, tanpa menyerupakan dengan makhluk.
5. Kemaksiatan Bisa Melahirkan Kebaikan
Kesalahan Adam yang memakan buah terlarang justru melahirkan kebaikan besar bagi manusia, yaitu kehidupan di bumi dan ujian untuk meraih derajat tinggi di sisi Allah. Dari sini kita belajar bahwa sebuah kesalahan bisa mendatangkan hikmah bila disertai taubat.
6. Tidak Sepantasnya Mencela Orang yang Sudah Bertaubat
Adam telah bertaubat dari kesalahannya, sehingga tidak layak bila terus-menerus dicela. Ini menjadi pelajaran bagi umat Islam agar tidak mengungkit-ungkit kesalahan orang lain yang sudah menyesali dan memperbaikinya.
Penutup
Kisah perdebatan antara Nabi Adam dan Nabi Musa mengandung banyak hikmah yang relevan dengan kehidupan kita. Hadis ini mengajarkan tentang pentingnya memahami takdir Allah, menghormati kelebihan orang lain, serta tidak mencela mereka yang sudah bertaubat. Pada akhirnya, setiap peristiwa yang terjadi adalah bagian dari ketetapan Allah yang penuh hikmah dan pelajaran bagi manusia.