(فصل) أقل الحيض : يوم وليله وغالبة ستة أوسبع
وأكثره خمسة عشرة يوما بلياليها .
أقل الطهر بين الحيضتين خمسة عشرة يوما وغالبه أربعة وعشرون يوما أو ثلاثة وعشرون يوما ولاحد لأكثرة .
أقل النفاس مجة وغالبة أربعون يوما وأكثرة ستون يوما.
Aqollul Haidhi Yaumun Wa Lailatun Wa Ghoolibuhu Sittun Aw Sab’un Wa Aktsaruhu Khomsata ‘Asyaro Yauman Bilayaaliihaa .
Aqolluth-Thuhri Bainal Haidhotaini Khomsata ‘Asyaro Yauman Wa Ghoolibuhu Arba’atu Wa ‘Isyruunayauman Aw Tsalaasatu Wa ‘Isyruunayauman Walaa Hadda Liaktsarihi .
Aqollun-Nifaasi Majjatun Wa Ghoolibuhu Arba’uuna Yauman Wa Aktsaruhu Sittuuna Yauman .
Cara Membaca/Memaknai dalam Bahasa Jawa :
FASLUN “Utawi ikilah fasal” AQOLUL HAIDI “utawi kidik-kidike haid” IKU YAUMUN “sedina” WA LAILATUN “lan sewengi” WA GHOOLIBUHU “lan utawi lumrah-lumrahe haid” IKU SITTUN “nenemdina” AU SAB’UN “atawa pitung dina” WA AKTSARUHU “lan utawi akeh-akehe haid” IKU KHOMSATA ‘ASYARO YAUMAN “limalas dina” BI LAYAALIIHAA “kelawan wengi ne limalas dina”.
A QOLUTTUHRI BAYNAL HAIDHOTAINI “utawi kidik-kidike sesuci saking haid loro” IKU KHOMSATA’ASYARO YAUMAN “limalas dina” WA GHOLIBUHU “lan utawi lumrah-lumrahe sesuci saking haid loro” IKU ARBA’ATU WA ‘ISYRUU NA YAUMAN “padlikur dina” AU TSALATSATU WA ‘ISYRUNA YAUMAN “atawa telulikur dina” WALAA HADDA “lan ora ana wates” LI AKTSARIHI “kedue sesuci saking haid loro”.
A QOLUNNIFASI “utawi kidik-kidike nifas IKU MUJJATUN “sekecrotan” WA GHOOLIBUHU “lan utawi lumrah-lumrahe nifas” IKU ARBA’UUNA YAUMAN “patang puluh dina” WA AKTSARUHU “lan utawi akeh-akehe nifas” IKU SITTUU NA YAUMAN “sewidak dina”.
Arti/Makna dalam Bahasa Indonesia :
Sekurang-kurangnya haid yaitu 1 hari 1 malam dan biasanya 6 atau 7 hari dan paling banyaknya 15 hari dan malamnya.
Dan sekurang-kurangnya suci antara 2 haid yaitu 15 hari dan tidak ada batas untuk banyaknya .
Sekurang-kurangnya nifas yaitu sekali meludah dan biasanya 40 hari dan paling banyaknya 60 hari
Keterangan :
Syarh atau Penjelasan Kitab Safinah an-Najah
*Batasan Waktu darah Haid*
Batas sedikitnya waktu haid adalah satu hari satu malam.
Jika seorang perempuan yang mengalami haid selama satu hari satu malam, maka waktu sucinya dalah dua puluh sembilan hari, jika satu bulannya adalah genap tiga puluh hari. Ini pernah di alami oleh Siti Fatimah R.A Putri Rasulullah.
Batas umumnya waktu haid adalah enam atau tujuh hari dan tujuh malam.
Jika seorang perempuan yang mengalami haid selama enam hari dan enam malam, maka waktu sucinya dalah dua puluh empat hari, jika satu bulannya adalah genap tiga puluh hari.
Jika seorang perempuan yang mengalami haid selama tujuh hari dan tujuh malam, maka waktu sucinya dalah dua puluh tiga hari, jika satu bulannya adalah genap tiga puluh hari.
Batas maksimum waktu haid adalah lima belas hari dan lima belas malam.
Jika seorang perempuan yang mengalami haid lima belas hari dan lima belas malam, maka waktu sucinya dalah lima belas hari dan lima belas malam, jika satu bulannya adalah genap tiga puluh hari.
Batasan waktu yang telah dirumuskan tersebut, batas minimum, keumuman dan maksimum adalah hasil ijtihan Imam as-Syafi’i dengan menggunakan metode istiqra’ (penelitian lapangan dan pengamatan secara langsung pada kebiasaan kaum Hawa).
Jika ada darah yang keluar dari alat kelamin perempuan yang berada di luar batasan-batasan waktu yang telah dirumuskan tersebut dianggap sebagai darah istihadhah (darah penyakit).
*Batasan Waktu darah Nifas
Sedaikitnya nifas adalah satu tetes darah.
Batas keumuman nifas adalah empat puluh hari dan empat puluh malam.
Sedangkan batasan maksimum nifas adalah enam puluh hari dan enam puluh malam.
Batasan waktu yang telah dirumuskan tersebut, batas minimum, keumuman dan maksimum adalah hasil ijtihan Imam as-Syafi’i dengan menggunakan metode istiqra’ (penelitian lapangan dan pengamatan secara langsung pada kebiasaan kaum Hawa).
Jika ada darah yang keluar dari alat kelamin perempuan yang berada di luar batasan-batasan waktu yang telah dirumuskan tersebut dianggap sebagai darah istihadhah (darah penyakit).