(فصل ) الذي يظهر من النجاسة ثلاثة : الخمر إذا تخللت بنفسها . وجلد الميتة إذا دبغ وما صارا حيوانا .
Alladzii Yathhuru Minannajaasaati Tsalaatsatun : Al-Khomru Idzaa Takhollalat Binafsiha , Wajildul Maytati Idzaa Dubigho , Wa Maa Shooro Hayawaanan .
Cara Membaca/Memaknai dalam Bahasa Jawa :
FASLUN “Utawi ikilah fasal” ALLADZII “utawi perkara” YATHURU “kang bisa suci” MINANNAJAASAATI “saking piro-piro najis” Iku TSALATSUN “ana telu” ALKHOMRU “siji arak” IDZAA TAKHOLALAT “nalikane berubah opo arak” BINAFSIHAA “kelawan awak deweke arak” WA JILDULMAITATI “lan kulit e batang” IDZAA DUBIGHO “nalikane den samak” WA MAA “lan barang SHOORO “kang dadi” HAYAWAANAN “hayawan.”
Arti/Makna dalam Bahasa Indonesia :
Yang menjadi suci padahal awalnya najis adalah tiga jenis: Khomr apabila jadi cuka dengan sendirinya , dan kulit bangkai apabila disamak, dan apa-apa yang jadi binatang.
Keterangan :
Ada Tiga Perkara Najis yang Bisa Menjadi Suci;
*Pertama, Arak ketika menjadi cuka atau sejenisnya, dengan sendirinya atau secara alamiah. Perubahan dari arak menjadi cuka tanpa ada campuran seperti kimia atau tidak dengan menggunakan alat. Maka jika perubahan dari arak menjadi cuka dengan menggunakan cairan kimia atau dengan menggunakan alat teknologi canggih, maka tetap dianggap tidak suci, alias masih termasuk barang yang najis.
*Kedua, Kulit bangkai ketika sudah disamak. Samak ialah menyucikan kulit haiwan selain anjing dan babi dengan syarat-syarat tertentu. Kaedah samak ini menggugurkan benda asing yaitu daging, lemak, tulang, lendir dan tisudengan menggunakan bahan-bahan yang bersifat tajam iaitu boleh meluntur dan menyerap kotoran seperti tawas, kulit delima, bahan kimia dan sebagainya. Tujuan ini adalah bukan sahaja untuk menyucikan kulit tersebut tetapi untuk mengelakkan pereputan, melembutkan kulit haiwan, dan menjadikann lebih tahan untuk kegunaan manusia.
Berikut adalah dalil yang menguatkan :
Hadits Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
إِذَا دُبِغَ الْإِهَابُ فَقَدْ طَهُرَ.
“Jika kulit bangkai disamak, sungguh menjadi suci.” (HR. Muslim)
Pada riwayat Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah dengan lafadz,
أَيُّمَا إِهَابٍ دُبِغَ فَقَدْ طَهُرَ.
“Kulit bangkai apa saja yang disamak maka sungguh menjadi suci.” (Dinyatakan sahih oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 2711)
*Ketiga, hewan yang muncul dari sesuatu atau daging bagkai, meski dari bangkai hewan yang najis seperti bangkai anjing yang telah membusuk dan mengeluarkan ulat-ulat, maka ulat-ulat tersebut adalah hewan yang suci.