YPPHK – 7 Kesalahan Orang Tua dalam Memondokkan Anak: Waspadai Tanda-Tandanya
Memasukkan anak ke pondok pesantren adalah bentuk ikhtiar orang tua dalam mendidik, membentuk karakter, dan menanamkan nilai-nilai keislaman secara lebih mendalam. Namun, kesuksesan proses pendidikan ini tidak hanya bergantung pada anak dan pesantren, tetapi juga sangat bergantung pada peran dan sikap orang tua. Sayangnya, masih banyak orang tua yang tanpa sadar justru menggagalkan proses pemondokan anaknya sendiri. Berikut ini tujuh tanda umum orang tua yang gagal dalam memondokkan anaknya:
1. Menerima Mentah-Mentah Aduan Anak
Banyak orang tua langsung percaya pada setiap keluhan atau aduan anak tentang pondok tanpa melakukan verifikasi terlebih dahulu. Sikap ini bisa menumbuhkan rasa manja dan ketidakpercayaan anak pada sistem pendidikan di pesantren.
2. Terlalu Memanjakan Anak
Orang tua yang tidak tegas terhadap aturan pondok dan sering mengabulkan permintaan anak untuk pulang di luar jadwal libur, justru melemahkan kedisiplinan dan komitmen anak terhadap kehidupan pondok.
3. Ekspektasi Terlalu Tinggi
Menuntut anak agar segera menjadi seperti yang diinginkan, tanpa mempertimbangkan proses, justru akan membuat anak terbebani dan kehilangan semangat belajar.
4. Membandingkan dengan Pondok Lain
Sikap orang tua yang suka membanding-bandingkan pondok anaknya dengan pondok lain bisa merusak kepercayaan anak terhadap tempat belajarnya sendiri. Hal ini juga bisa menciptakan konflik antara orang tua dan pihak pondok.
5. Tidak Menyokong Secara Spiritual
Orang tua menginginkan anaknya menjadi sholeh dan sholehah, namun tidak mau berdoa, tirakat, atau mendukung secara spiritual. Pendidikan anak di pondok bukan hanya tanggung jawab pesantren, tetapi juga harus diiringi doa dan tirakat dari orang tua.
6. Tidak Bersyukur dan Sering Mengkritik
Mengkritik pondok tanpa adab, lupa akan jasa para guru dan pengasuh, serta mudah menyalahkan tanpa melihat kontribusi pesantren dalam membentuk karakter anak adalah sikap yang mencerminkan ketidaksyukuran.
7. Kurang Memprioritaskan Kewajiban
Orang tua yang menunda-nunda kewajiban, seperti pemenuhan kebutuhan anak di pondok (yang menjadi hak santri), dapat menghambat kenyamanan dan konsentrasi belajar anak selama mondok.
Penutup
Keberhasilan anak dalam menempuh pendidikan di pondok sangat bergantung pada sinergi antara pihak pesantren, anak, dan terutama orang tua. Orang tua harus mampu menjadi pendukung utama, bukan justru penghalang dalam proses pendidikan sang anak. Mari introspeksi dan perbaiki peran kita sebagai orang tua, agar niat awal memondokkan anak benar-benar membuahkan hasil dunia dan akhirat.